INFOBEKASI.CO, BEKASI SELATAN – Untuk kali kelimanya, Sekolah Victory Plus (SVP) mengelar Simulasi Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (12/10). Kegiatan ini bertujuan untuk mendidik para siswa siswi mengenai kejadian dan masalah terbaru di dunia, topik khusus di dalam hubungan internasional, dunia diplomasi dan bagaimana PBB menanganinya.
Marketing Communication Manager Sekolah Victory Plus, Christina Meriani mengatakan, tahun ini SVP bekerjasama dengan siswa siswi dari Sekolah Herbeeck, Netherland dimana mereka menjadi peserta dan wartawan sehingga tercipta jaringan kerjasama untuk penyelenggaraan Model United Nations tingkat sekolah menengah di Indonesia. Tim konsultan dari Universitas Indonesia pun juga turut berpartisipasi untuk membimbing baik peserta maupun panitia selama simulasi konferensi ini.
“Peranan siswa siswi sebagai peserta di sini adalah untuk memerankan profesi diplomat yang mewakili suatu negara dalam sebuah simulasi Dewan Umum di PBB, dan mereka akan di pisah dalam beberapa komite seperti Dewan Keamanan atau dewan PBB untuk masalah lingkungan pada khususnya, perubahan iklim,” ujarnya.
Lebih lanjut Christina menuturkan Para siswa siswi akan melakukan penelitian tentang negara yang mereka wakili, melakukan peranan sebagai diplomat, melakukan investigasi terhadap isu-isu internasional, melakukan debat, mengadakan perundingan, melakukan konsultasi, konsensus dan mengembangkan solusi terhadap permasalahan di dunia.
“Dengan mengangkat tema tentang Perubahan Iklim di dunia, kegiatan ini diikuti lebih dari 90 peserta dari siswa SMP dan SMA yang akan dibagi dalam 6 delegasi atau komite yang terdiri dari 7 sekolah, dimana satu diantaranya siswa luar negeri,” jelas dia.
Seluruh anggota delegasi diharapkan mempelajari posisi negara mereka dalam masalah masalah yang berhubungan dengan tema Perubahan Iklim, serta memperjuangkan masalah masalah dalam komite mereka untuk menjadi perhatian utama dari Dewan umum PBB.
“kegiatan simulasi ini tidak hanya mengajarkan para siswa siswi mengenai ilmu sosial politik dasar, juga diakhiri dengan pencarian bakat diplomasi dalam bentuk, Best delegate of the UN General Assembly (Penampil delegasi terbaik dari Majelis Umum PBB), Best delegate in a UN Committee (Penampil delegasi terbaik), serta Best national costume of the conference,” pungkasnya. (sel)