BEKASI SELATAN – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bekasi, Sabtu (19/8) lalu melakukan giat pembuatan akta sehari jadi yang diikuti oleh ratusan warga Kota Bekasi.
Pembuatan akta sehari jadi ini dimaksudkan untuk mempermudah warga dalam percepatan pendataan administrasi negara, sekaligus masih dalam rangkaian perayaan HUT 72 tahun Republik Indonesia.
Namun, setelah lebih dari satu minggu berjalan dari hari dilaksanakannya program tersebut, masyarakat Kota Bekasi masih saja mempertanyakan kejelasan perihal program tersebut. Pasalnya, akta yang katanya bisa sehari jadi, ternyata tidak benar-benar jadi dalam sehari.
Kepada infobekasi.co, salah seorang warga kecamatan Bekasi Utara yang ikut serta dalam program tersebut, Sugi (38) menuturkan bahwa ada beberapa kendala yang menyebabkan akta tidak benar-benar sehari jadi, salah satunya banyak kesalahan pengetikan nama dari pihak staf Disdukcapil yang bertugas.
“Ya benar sih sehari jadi. Tapi banyak kesalahan pengetikan nama. Dan itu nggak hanya satu dua huruf aja. Jadi kita harus bolak-balik dinas lagi. Yang mengalami itu juga bukan hanya saya, ada banyak,” ujarnya, Selasa (29/8).
Ia mengaku, mengikuti program tersebut karena ingin mendaftarkan nama putri ketiganya yang berusia 10 bulan supaya memiliki akta lahir. Namun yang didapat justru kesalahan nama yang meminta dirinya untuk kembali ke disdukcapil untuk melakukan perbaikan dalam sepuluh hari setelah pembuatan akta lahir. Dirinya juga sempat dijanjikan bahwa dalam perbaikan tidak memerlukan waktu lama dan bisa langsung diganti.
“Kemarin pagi saya udah ke disduk buat benerin nama, sempet ditolak karena katanya antrian habis, padahal katanya waktu itu nggak usah antri lagi buat perbaikan nama, tapi nyatanya beda,” kata dia.
Setelah menuruti petugas dan melakukan antrian, Sugi mengaku masalahnya tak selesai sampai disitu. Apa yang dijanjikan petugas yang mengatakan bahwa kesalahan dapat langsung diperbaiki ternyata tak semudah itu.
“udah antri taunya aktenya nggak langsung jadi, masih disuruh nunggu sampai tanggal 25 september nanti disuruh dateng lagi.. terus program yang ktnya sehari jadi tuh apaan? Ini sih sebulan jadi namanya. Tadi juga banyak orang marah-marah disana,” papar dia.
Ia mengatakan, semestinya pemerintah lebih berbenah lagi dalam penyelenggaraan program, terutama berkaitan dengan administrasi warga.
“Karena kadang tuh dari atasannya kayak kepala dinasnya udah buat program bagus dan sistemnya udah bener, tapi kadang dibawah-bawahnya yang pada mempersulit. Terbukti waktu masalah persyaratan, kemarin sempat dibilang stafnya nggak boleh ambil formulir karena nggak ada pengantar kelurahan, padahal saat ketemu kepala dinasnya langsung katanya syarat itu ditiadakan dalam program akta sehari jadi, karena hari sabtu tidak ada kelurahan yang buka, jadi tetap bisa daftar,” ungkapnya.
Ia menyayangkan masih sulitnya pengurusan administrasi negara saat ini, hingga yang dijanjikan sehari jadi, harus berbuntut sebulan jadi. Padahal, Sugi berencana setelah melakukan pengurusan akta lahir, ia akan lanjut melakukan pengurusan pembenahan Kartu Keluarga.
“Emang orang-orang pada dikira nggak ada kerjaan kali ya, disuruh bolak balik ngurus ini-itu melulu. Pemerintahan model apakah bgni?” pungkasnya. (sel)