Hanya 0,21 persen hewan tak layik dikurbankan di Kota Bekasi, dan tak ditemukan adanya hewan kurban antraks di Kota Bekasi.
Diketahui kondisi seluruh hewan kurban yang dijual di Kota Bekasi untuk Hari Raya Idul Adha, lewati pengecekan kesehatan hewan kurban.
Pihak Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanikan) Kota Bekasi infokan sudah lakukan pemeriksaan hewan kurban.
Diketahui pemeriksaan hewan kurban yakni sebanyak 18.865 hewan, yang terdiri dari 16.044 sapi, 2.343 kambing dan 478 domba.
Menurut Kepala Distanikan Kota Bekasi Momon Sulaiman, dihari terakhir pemeriksaan ditemukan 0.21 persen hewan tak layik kurban.
“Iya hanya 40 yang tak layak jadi hewan kurban. 2 sapi dan 2 domba tidak cukup umur”
“Kalau yang sakit 19 sapi, 14 kambing dan 3 domba,” ujar Momon kepada Warta Kota saat dikonfirmasi, Jumat (9/8/2019).
Sementara Dokter Hewan Berwenang Kota Bekasi drh Sariyanti mengatakan seluruh hewan di Bekasi bebas antraks.
Ia menyebut beberapa kasus hewan yang sakit itu antara lain seperti diare, mata merah, ada luka dan cacat.
“Rata-rata itu paling banyak. Ada juga yang pincang karena terjatuh dari kendaraan”
“karena kalau pincang itu tidak memenuhi syarat, jatuhnya cacat. Itu gak boleh dijadikan hewan kurban,” kata drh Sariyanti.
Jika ditemukan hewan kurban yang tak layak, ia mengimbau kepada penjual agar sesegera mungkin dipisahkan.
Sedangkan yang layak akan diberikan tanda stiker bulat bertuliskan ‘SEHAT’ dan dikalungkan di leher hewan kurban.
Tanda itu diberikan untuk memudahkan para pembeli hewan kurban dalam memilih.
Bahkan Distanikan juga mengeluarkan surat keterangan sehat hewan (SKKH). (M16)
Sebelumnya, Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi lakukan pemeriksaan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, Momon Sulaiman, bila pihaknya lakukan pemeriksaan hewan kurban sejak 28 Juli 2019 lalu.
Dalam pemeriksaan hewan kurban, dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH) yang berada di Kota Bekasi.
Namun hingga saat ini, Momon belum mendapat laporan dari hasil pengecekan hewan kurban di Kota Bekasi yang sudah berjalan 10 hari.
“Pemeriksaan dilakukan 15 hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Sudah dicek tapi belum semua hewan dilaporkan oleh panitia ke saya.
“Jadi belum tahu berapa yang sakit atau tidak layak jual,” ujar Momon kepada Warta Kota, Rabu (7/8/2019).
Pihaknya akan melakukan pemeriksaan hingga H-3 sebelum Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Minggu 11 Agustus 2019 mendatang.
Pemeriksaan dilakukan guna melihat kelayakan hewan dan kandang hewan, sehingga pembeli mendapatkan kualitas yang baik.
Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) klaim hewan kurban yang mereka jual lewat Global Qurban sangat berkualitas dengan berat minimal 30 kilogram untuk seekor kambing.
Tidak hanya itu, harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau yakni hanya Rp 1,65 juta per ekor.
“Dalam perencanaan awal, berat kambing yang kami ternakkan memang 27 kilogram, namun faktanya bobot kambing justru sampai 30 kilogram lebih,” kata Vice President ACT Ibnu Khajar di lumbung tanah wakaf (LTW) Desa Gadu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada Kamis (11/7/2019).
Meski bobotnya melebihi batas ambang yang ditentukan, namun harganya tetap normal.
Meski bobotnya melebihi batas ambang yang ditentukan, namun harganya tetap normal.
Lembaganya sengaja tetap menjual dengan harga Rp 1,65 juta setara dengan berat kambing 27 kilogram.
Agar, para donatur bisa mendapat keberkahan yang melimpah dari hewan yang disalurkan.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengklaim hewan kurban hasil inti plasma di Desa Gadu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini lebih murah dibanding penjual lainnya.
Kata dia, biasanya satu ekor kambing dengan bobot 27-30 kilogram dijual Rp 3 jutaan.
Namun pihaknya hanya menjual Rp 1,65 juta ke para donatur.
“Harga hewan kurban sebetulnya murah kalau diperoleh dari peternak langsung”
“Persoalannya yang membuat harganya naik adalah banyaknya perantara atau mata rantai penjualan hewan kurban,” ujarnya.
Tidak hanya kambing, ACT juga melayani penjualan hewan kurban untuk keperluan Idul Adha 1440 H pada Agustus 2019 mendatang.
Misalnya sapi seberat 220 kilogram atau lebih dengan nilai Rp 11,55 juta, unta seberat 300 kilogram atau lebih seharga Rp 27,5 juta, domba Gaza berat 45 kilogram atau lebih harga Rp 4,75 juta dan sapi Gaza berat 400 kilogram atau lebih harga Rp 33,25 juta.
Sebanyak 20.242 ekor hewan kurban dari 266 lapak telah dicek kesehatannya oleh tim petugas dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok.
Hasilnya, petugas belum menemukan adanya penyakit zoonosis atau penyakit infeksi menular pada hewan.
Namun masih ditemukan penyakit ringan pada hewan kurban yang didatangkan dari luar Kota Depok seperti flu dan sakit mata.
Kepala DKP3 Kota Depok, Diah Sadiah, memprediksi faktor perjalanan jauh menuju Depok bisa menjadi indikasi hewan kurban menderita penyakit flu dan sakit mata tersebut.
Lebih lanjut Diah menyarankan kepada para pemilik lapak yang beberapa hewannya mengalami sakit ringan untuk segera diobati dan dipisahkan dari hewan lainnya supaya tidak tertular.
Kedepannya untuk menghindari penyakit serupa, Diah menginstruksikan untuk hewan kurban yang didatangkan dari luar kota harus mempunyai surat keterangan sehat terlebih dulu.
“Kami sarankan kepada para pelapak untuk segera mengobati hewan yang sakit dan dipisahkan dari hewan lainnya,” tegas Diah kepada Wartakotalive.com, Selasa (6/8/2019).
“Hewan yang didatangkan dari luar Depok juga wajib mempunyai surat keterangan sehat dari daerah pengirim sehingga datang di Depok hewan tersebut sehat,” tuturnya.
Pemeriksaan terhadap hewan kurban dilakukan petugas DKP3 Kota Depok sejak H-10 atau Kamis (1/8/2019) lalu.
“Update sampai tanggal 6 Agustus sore telah diperiksa 266 lapak, dengan jumlah hewan 20.242 ekor dan Alhamdulillah belum ditemukan penyakit zoonosis,” ungkap Diah lagi.
Di sisi lain, Diah juga berharap para penjual dan pembeli bisa memilih hewan yang sehat, cukup umur dan memenuhi syarat dari segi bobotnya, sebab kurban juga merupakan ibadah.
“Karena kurban ini ibadah, penjual dan pembeli saya harapkan memilih hewan yang sehat, cukup umur, dan gemuk,” ucap mantan Kepala Disnaker Kota Depok itu.
Sumber : wartakota.tribunnews.com