Panik adalah keadaan otak yang sudah sering kita alami. Orang yang mengalami kepanikan biasanya akan menceritakan jika sebuah masalah datang dengan tiba-tiba.
Hal itu mencakup perasaan fisik dan teror emosional. Bahkan untuk orang yang tergolong panikan, rasanya malah seolah-olah sekarat atau alami serangan jantung, padahal sebenarnya tidak.
Jadi, mengapa tubuhmu tampak memiliki reaksi yang begitu kuat saat panik? Intinya sistem saraf akan mengalami eror sementara.
Sistem saraf simpatik akan dilepaskan secara meningkat ke otak, menurut Scientific American, dilansir dari Refinery29. Saat ini terjadi, detak jantung akan meningkat, pernafasan lebih cepat, dan pencernaanmu melambat untuk menyetorkan energi ke tubuh. Dalam keadaan normal, sistem saraf parasimpatik bertanggung jawab untuk menyeimbangkanmu.
Kedua sistem ini selalu aktif setiap saat, tapi jika kamu sedang ketakutan, respon simpatik mengambil alih semuanya. Sedangkan, respon parasimpatik tidak bisa menahannya. Pemicu ketakutan atau kepanikan ini adalah sesuatu yang membuatmu mudah cemas dan galau. Jadi, mengapa manusia termasuk lumrah mengalami kepanikan?
Teori saat ini menunjukkan jika ada perubahan fungsi area sistem limbik di otakmu. Area ini terlibat dalam mengatur respon emosional yang tersambung dengan fisik kita. Misalnya saja, kamu sedang bisa marah-marah saat jari kakimu menabrak kaki meja.
Ada pula orang yang mudah panikan sehingga membuat hidupnya seakan tak tenang. Jika kamu orang yang cukup sering mengalami gangguan panik, konsultasi dengan dokter adalah jalan keluarnya. Tentu saja panik adalah manusiawi, tapi bisa dikurangi.