Beberapa hari lalu Kota Bekasi dihebohkan oleh supporter Timnas Indonesia yang meninggal akibat terkena petasan flare di Stadion Patriot Candrabhaga.
Sontak hal tersebut menuai kritikan dari Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, ia menilai panitia dan tim keamanan menjadi pihak yang bertanggung jawab atas insiden petasan nyasar hingga menewaskan seorang penonton, Catur Juliantono, pada laga persahabatan Tim Nasional Indonesia melawan Fiji, Sabtu (2/9) di Stadion Patriot Chandrabhaga.
“Stadion ini dibangun untuk kepentingan masyarakat, sehingga bukan stadionnya yang dipersalahkan, namun panitia dan tim keamanannya yang lengah,” katanya, Senin (4/9).
Menurut Rahmat, insiden yang menewaskan Catur Juliantono akibat petasan nyasar di Stadion Patriot Chandrabhaga, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, merupakan sebuah konsekuensi dari jalannya pertandingan.
Namun Rahmat juga mengakui bahwa ada kelemahan dari segi konstruksi pagar stadion seharga Rp4,5 miliar itu dengan adanya celah yang memungkinkan oknum menyelundupkan barang terlarang ke dalam stadion.
“Ini evaluasi kami. Ke depan jangan ada lagi celah di sekitar pagar stadion. Kami siapkan tempat-tempat sampahnya dan petugas pun diintensifkan untuk awasi potensi penyelundupan barang ke dalam stadion,” katanya.
Malam itu, Catur langsung dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga yang terletak tak jauh dari Stadion Patriot Cadrabhaga. Catur meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Jenazahnya dimakamkan pukul 11.00 WIB di TPU Kampung Sumur, Minggu (3/9/2017).