Sudah dua bulan sejak Lebaran, Eko Susilo (47) tidak lagi bisa menggunakan motornya untuk mencari penumpang ojek online. Sejak motornya rusak, Eko menaruh harapannya pada sepeda gunung untuk mengantarkan pesanan makanan lewat aplikasi ojol (ojek online) tersebut.
Suka-duka dialami Eko saat mengantarkan pesanan makanan dengan bersepeda. Salah satunya ia mendapatkan komplain dari pelanggan karena pesanannya terlalu lama tiba.
“Customer komplainnya kok agak lama (datang). ‘Ya bu maaf Bu motor lagi rusak, ngomong terus terang gitu,‘” ujar Eko saat ditemui di kediamannya, Jalan Bambu Kuning RT 03 RW 02, Kampung Sepatan Sepanjang Jaya, Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (10/9/2019).
Rata-rata konsumen Eko kaget saat mengetahui ia mengantar makanan tanpa mengendarai motor. Eko pun harus memberi penjelasan kepada konsumennya.
Eko mengalami masuk angin ketika pertama kali mengantar makanan menggunakan sepeda. Perjalanan yang dia tempuh pun terasa lebih panjang dan melelahkan.
“Pas pertamanya (mengendarai sepeda) kaget, balik ke rumah, aku kerok, masuk angin, biar lancar. Setelah sepedaan, baru jalan seminggu badan remuk itu,” ujar Eko.
Karena itu, Eko mengambil pesanan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Eko juga meminta izin kepada customer bahwa ia mengendarai sepeda sehingga akan memakan waktu yang cukup lama.
“Saya kasih tahu, ‘Bu maaf ini lama. Kita nunggu, kita bilang pakai sepeda, mau nggak?’ ‘Ya udah Pak,” ujar Eko.
Debu, terik matahari, hingga lalu lintas Kota Bekasi yang macet menjadi hal yang biasa bagi Eko. Eko biasa mangkal di sekitar hotel di Jalan Cut Meutia, Sepanjang Jaya, Kota Bekasi.
Ia ke luar rumah mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB dan dilanjutkan dari pukul 18.00 hingga 04.00 WIB setiap hari. Rata-rata ia melayani 13 pesanan dalam sehari.
Ketika berkelana, Eko selalu membawa ransel yang berisi jas hujan. Tak lupa, dia juga membawa obat-obatan agar tidak masuk angin.
“Persiapan bawa powerbank sama minyak aja kadang buat urut kaki suka pegel,” lanjutnya.
Eko tetap menjalani pekerjaan itu dengan hati yang gembira. Bagi Eko, tidak ada pekerjaan yang tidak capek.
“Kalau kerja apa-apa mah capek, Mas. Saya sudah nggak aneh hidup di jalan,” kata Eko.
Eko tidak tahu kapan dia bisa narik ojeknya kembali. Sementara motornya rusak, Eko tidak berusaha meminjam motor orang lain.
Tetapi Eko bersyukur lantaran ternyata ada kawan-kawannya yang berbaik hati mengumpulkan dana agar Eko bisa narik ojeknya kembali.
“Kawan-kawan lagi ngumpulin. Dia sebarin di media sosial juga, tadi sudah terkumpul Rp 8 juta. Anak-anak yang nyebarin, bagian koordinator yang nyebarin di medsos,” pungkasnya.
Sumber : news.detik.com