Situs penyedia data polusi udara, www.airvisual.com mencatat kualitas udara Kota Bekasi, Jawa Barat sangat tidak sehat pada Kamis (22/8/2019) malam.
Data AirVisual hingga pukul 20.00 WIB menyebut, kualitas udara Bekasi ditandai dengan warna merah (tidak sehat), dengan tingkat kualitas udara 198. Jika tembus 200, kategori udara Bekasi dinilai sangat tidak sehat.
Kondisi ini membuat Bekasi melampaui Dubai, Uni Emirat Arab yang memuncaki daftar kota-kota besar dunia dengan polusi udara terburuk malam ini. Jakarta, dengan tingkat kualitas udara 113 berada di posisi empat dengan kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan, ambang batas sehat konsentrasi PM 2,5 di sebuah kota tak dapat lebih dari 25 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam.
Konsentrasi PM 2,5 Bekasi jauh melampaui ambang tersebut dengan torehan 146,4 mikrogram per meter kubik, sementara Jakarta konsentrasi PM 2,5-nya “cuma” 40,2 mikrogram per meter kubik.
Dengan tingkat polusi seperti ini, kualitas udara di Bekasi dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan risiko tinggi.
Untuk itu, kelompok sensitif di Bekasi direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Warga yang beraktivitas di luar ruang dianjurkan untuk mengenakan masker guna menangkal polusi.
Sumber : megapolitan.kompas.com