Free Porn
xbporn

https://www.bangspankxxx.com
Minggu, September 8, 2024
More
    BerandaArtikelSaksi Zaman

    Saksi Zaman

    Info Bekasi -

    Saya membayangkan hari ini seperti abad ke-16 dan 17. Era penuh kejutan. Banyak yang hilang satu demi satu dari peradaban umat manusia. Tergantikan oleh, mesin, robot, digitalisasi dan kecerdasan artifisial. Produk yang pernah menjadi penemuan besar kini mulai tidak relevan dengan peradaban umat manusia.

    Penemuan mesin cetak pertama oleh Johannes Gutenberg pada 1450 telah mengalami perkembangan besar di abad ke-16. Pada abad 16 dan 17 penemuan Johannes Gutenberg tersebut membawa impak yang sangat besar pada kehidupan umat manusia. Hampir semua sendi kehidupan umat manusia dipaksa berubah karena penemuan mesin cetak Johannes Gutenberg.

    Paling pertama menjadi korban disrupsi Johannes Gutenberg  adalah pekerja penulis manuskrip. Sebelum ada penemuan mesin cetak untuk menyebar literatur atau informasi menggunakan tulis tangan manusia. Pekerja di sektor ini sangatlah besar, penulis manuskrip.

    Sejak Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak profesi penulis manuskrip tak lagi relevan dengan zaman. Padahal di masa sebelumnya penulis manuskrip termasuk profesi bergengsi dan terhormat. Mereka ini banyak kenal dengan bangsawan, kaum gereja, ulama, pedagang dan negarawan. Gara-gara temuan Johannes Gutenberg, mereka tak lagi penting dalam struktur sosial, politik dan ekonomi masyarakat.

    Dampak tertinggi temuan Johannes Gutenberg pada abad ke-16 dan 17. Eropa memasuki era renaisan dan abad pencerahan. Filsafat dan ilmu pengetahun menemukan titik terang untuk berkembang dan mudah diakses umat manusia. Jikalau tak berlebihan, saya ingin mengatakan bila tokoh-tokoh filsuf dan intelektual Eropa dilahirkan oleh Johannes Gutenberg.

    Revolusi Johannes Gutenberg telah melahirkan banyak tokoh intelektual penting,  peletak pondasi pemikiran pencerahan, Rene Descartes. Pemikir politik dan negara Jhon Locke. Filsuf yang terus berpengaruh hingga abad 20, Immanuel Kant. Pemikir politik dan teologi Voltaire. Untuk bidang ekonomi, sosial dan humanisme ada Adam Smith, David Hume, James Burnett dan lainnya.

    Renaisan yang melahirkan revolusi Prancis 1789-1799. Merembet hingga revolusi Industri di Inggris Raya pada tahun 1760-1850. Artinya revolusi Industri dan revolusi Prancis merupakan anak kandung dari penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Kedua revolusi besar inilah dikemudian hari yang mengubah wajah Eropa dan dunia.

    Saya membayangkan kita sedang kembali pada suasana abad ke 16 dan 17. Sedang terjadi perubahan besar-besaran. Walau tidak sekaligus, tapi di rentang inilah, terjadi perubahan di semua sendi kehidupan umat manusia.

    Penemuan komputer dan internet telah mengubah budaya dan perilaku umat manusia secara perlahan. Ada yang sangat cepat, ada yang perlahan namun menuju jalan kepunahan. Penemuan komputer dan internet telah melahirkan digitalisasi dan kecerdesan artifisial. Impaknya, digitalisasi ini mematikan analog dan cetak.

    Di akhir 2022 ini beberapa media cetak mengumumkan kematiannya. Yang paling banyak diperbincangkan adalah koran Republika. Era generasi 90-an sangat dekat dengan Koran Republika. Boleh dibilang koran ini mengisi spirit  perlawanan terhadap hegemoni informasi oleh group korporasi tertentu.

    Saya termasuk yang memiliki kesan pribadi terhadap Koran Republika. Semasa kuliah, Republika menjadi bacaan rutin di mading Perpustakaan. Kolom yang selalu saya baca pertama, Resonansi. Paling senang dengan artikel reflektif Miranda Risang Ayu dan Zaim Uchrowi. Kolom opini tak kalah menariknya dengan kolumnis ahli luas cakrawala.

    Memang sejak 4 tahun terakhir, saya jarang baca koran cetak. Padahal sebelumnya, ‘sarapan’ pagi saya diisi membaca 7 koran setiap harinya. Belakangan koran makin tidak relevan. Terutama masalah kecepatan yang kalah dengan media daring. Untuk khasanah artikel pemikiran banyak tersaji di media daring dengan penulis hebat. Banyak pilihan dari berbagai sumber dan pakar.

    Kepunahan pada banyak bidang atau bisnis bukan karena masalah teknologi. Tapi lebih pada faktor yang kadang kala tidak ada hubungan secara langsung. Sebut saja angkot di Kawasan Jabodetabek, punah bukan karena masalah angkot gagal berinovasi. Tapi ada inovasi di sektor lain yang mengakibatkan angkot tak lagi relevan sebagai angkutan umum.

    Suatu hari saya pernah bertanya ke supir angkot, kenapa angkot ditinggal penumpang? Dugaan awal saya, angkot ditinggal karena orang makin banyak yang memiliki motor. Harga motor yang kian terjangkau. Dan juga dibantu sistem kredit yang memudahkan konsumen dapat beli motor tanpa memiliki uang muka yang besar. Bahkan belakaangan tanpa uang muka, konsumen bisa kredit motor. Jawaban supir angkot itu, diluar dugaan saya, karena semua orang punya alat komunikasi. Dengan kemudahan berkomunikasi, penumpang bisa terhubungan dengan sanak saudar untuk antar jemput. Dan belakangan kehadiran kendaraan berbasis aplikasi makin menggilas keberadaan angkot.

    Pamitan Harian Republika juga diikuti oleh Majalah Bobo Junior dan Majalah Nova dari industri media cetak. Ketiga media ini memiliki kesan mendalam bagi pembacanya. Apa mau dikata, begitulah dunia ini bekerja, ada yang datang dan ada yang pergi.

    Entah ini sebagai kabar gembira atau bukan, yang jelas kita menjadi saksi zaman dimana sedang terjadi perubahan besar sejarah peradaban umat manusia. Tentu, akan banyak kejutan lainnya. Semoga saja kita tak sekadar jadi saksi perubahan besar itu. Namun menjadi aktor pada perubahan besar ini. Atau bukan malah menjadi korban disrupsi ini.

    Bung Adi Siregar

    (Penggiat Literasi Bekasi)

     

     

    BACA JUGA

    IKUTI KAMI

    7,300FansSuka
    403,000PengikutMengikuti
    5,200PengikutMengikuti
    512PengikutMengikuti
    4,200PelangganBerlangganan

    TERBARU