Sabtu, Februari 15, 2025
More
    BerandaArtikelRamadan, Rindu Yang Terbayarkan

    Ramadan, Rindu Yang Terbayarkan

    Info Bekasi -

    Kebahagian yang tak terbilang dengan nilai materi apa pun. Kala dipertemukan kembali dengan Ramadan. Bulan yang paling dinanti kehadirannya. Wulan yang selalu ditunggu kehadirannya oleh kaum muslimin. Bulan yang selalu diharapkan karena penuh keberkahan.

    Sebelas bulan berlalu. Kini tibalah kita pada bulan yang di dalamnya selalu ada cerita tentang kebaikan dan amal untuk Sang Pemilik Semesta. Sebelas bulan berlalu kita terlalu disibukkan dengan urusan duniawi. Pada bulan ini kita “dipaksa” berhenti sejenak dengan hiruk pikuk dunia yang bersifat fana.

    Ramadan bagaikan bulan pemberhentian. Berhenti mengejar hal-hal yang kerap kali melenakan hati dan pikiran. Bulan Ramadan seperti terminal yang meminta kita berhenti sejenak untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Mengisi jiwa dengan kekuatan spritual untuk mengarungi sebelas bulan mendatang.

    Kaum muslimin amat paham dengan kedudukan Ramadan sebagai momentum menghidupkan ruhaniah. Tak heran bila kaum muslimin akan memanfaatkan Ramadan dengan sajian amalan terbaik. Tak sedetik pun terlewatkan melainkan dengan amalan penguat ruhani.

    Puasa di kala siang sebagai ibadah utama. Malam dihiasi dengan ibadah shalat tarawih. Mengisi keheningan malam-malam Ramadan dengan tadarus Al-Quran. Lantunan zikir senantiasa terucap setiap detiknya.

    Ramadan memberi kita dua nilai utama. Pertama, Ramadan menjadi charger ruhani setiap muslim. Menghidupkan mata ruhaninya sehingga makin dekat dengan Sang Pencipta, Tuhan yang kasih sayangnya tiada bertepi. Kedua, Ramadan mendidik kita menjadi insan yang lebih peduli pada sesama. Terutama mereka yang papa. Kian sayang pada sesama.

    Ramadan tak hanya sekadar menguatkan aspek ruhani. Namun Ramadan juga menghidupkan sisi kemanusiaan kita. Ramadan bukan menjadikan kita individualis. Justru Ramadan membawa ke titik tertinggi rasa kemanusiaan kita, peduli dan cinta welas asih pada sesama umat manusia.

    Betapa tidak hidup rasa kemanusiaan kita, bila sepanjang hari kita tidak makan dan minum. Ini adalah cara Gusti Allah SWT mengajari kita untuk selalu peduli pada sesama manusia. Peduli pada orang-orang yang belum beruntung secara ekonomi. Mereka yang kesulitan dan kesusahan menjadi tanggung jawab kita bersama. Puasa mengajari kita agar memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian pada saudara-saudara kita yang kesulitan secara ekonomi.

    Esesnsi nilai Ramadan ada pada dua hal. Pertama, menghidupkan ruhani kita. Semakin cinta dan taqwa kepada Allah SWT. Kedua, menjadikan kita lebih peduli pada sesama. Ramadan bukan menjadikan sebagai insan yang egois. Hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Fokus pada ibadah ritual semata. Namun abai pada ibadah yang bersifat sosial, menolong orang yang dalam kesulitan.

    “Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya didunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya” (HR. Muslim).

    Marhaban ya Ramadan Kareem. Bulan yang dirindu itu telah datang. Semoga kita termasuk orang-orang yang merindukan kehadirannya. Sebagaimana para sahabat Nabi Muhammad SAW yang selalu merindukan kedatangan Ramadan.

    Bagi yang paham hakikat kemuliaan Ramadan, Ramadan itu bak seorang kekasih. Kehadirannya selalu dirindukan dan kebersamaan dengannya diharapkan berlangsung lama. Maka tidak mengherankan bila pada saatnya harus berpisah dengan Ramadan, para sahabat Kanjeng Nabi Muhammad SAW bersedih. Sedih karena akan ditinggal Ramadan.

    Rindu bertemu Ramadhan segera tertunaikan. Kita sambut dengan kebahagian dan kegembiraan.

    Semoga hari-hari kita dengan Ramadan dipenuhi rahmat, ampunan, dan pembebasan akan dosa-dosa yang telah diperbuat.

    Ramadan Mubarak, Selamat Datang Bulan Suci yang Penuh Barokah. Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban yaa Ramadhan. Bulan yang dirindukan. Saatnya memperbaiki diri dan hati serta membuka lembaran baru yang putih bersih lagi bersinar. Ramadan telah tiba, rindu pun terbayarkan.

     

    Bung Adi Siregar

    (Kolumnis Tinggal Di Bekasi)

    BACA JUGA

    IKUTI KAMI

    7,300FansSuka
    403,000PengikutMengikuti
    5,200PengikutMengikuti
    512PengikutMengikuti
    4,200PelangganBerlangganan

    TERBARU