INFOBEKASI.CO – Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di Kota Bekasi mengalami penurunan tipis sebesar 0,09 persen, atau sekitar 560 orang. Penurunan ini menjadi kabar baik di tengah dimulainya tahun ajaran baru, di mana Pemerintah Kota Bekasi (Pemkot) turut mengambil langkah penting dengan menyalurkan bantuan tunai (BLT) kepada tujuh ribu keluarga.
Kebutuhan pendidikan yang tinggi, yang turut berkontribusi terhadap inflasi bulan Juli lalu, menjadi salah satu alasan utama distribusi bantuan ini. Bantuan tunai yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) ini diharapkan dapat meringankan beban biaya pendidikan bagi keluarga yang membutuhkan.
Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, Alexander Zulkarnain, mengungkapkan bahwa bantuan tunai ini akan disalurkan mulai 5 hingga 9 Agustus mendatang kepada 7.970 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“BLT akan didistribusikan melalui PT Pos dan dapat diambil di kantor kecamatan atau kelurahan sesuai lokasi masing-masing,” ujar Alexander.
Pemilihan waktu pendistribusian BLT yang bersamaan dengan tahun ajaran baru dan distribusi bantuan beras oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) melalui Bulog, diharapkan bisa memberikan dukungan tambahan bagi keluarga yang anaknya baru memasuki sekolah.
“Meski jumlahnya tidak besar, kami berharap bantuan ini bisa memberikan sedikit meringankan beban orang tua dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak mereka,” tambah Alexander.
Setiap KPM akan menerima bantuan sebesar Rp250 ribu, yang diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga di samping bantuan beras yang sudah diterima. Alexander juga menekankan pentingnya penggunaan bantuan secara bijak.
“Ini adalah bentuk dukungan yang saling menguatkan. Dengan adanya beras dan BLT, semoga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” katanya.
Dari sisi data, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi mencatat bahwa persentase kemiskinan pada Maret 2024 berada di angka 4,01 persen, turun sedikit dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 4,10 persen. Jumlah penduduk miskin menurun dari 129.400 jiwa menjadi 128.840 jiwa.
Di samping itu, garis kemiskinan di Kota Bekasi juga mengalami perubahan, dari Rp795.965 menjadi Rp842.927 per kapita per bulan, menunjukkan adanya penyesuaian dalam standar hidup. (Alvin)
