INFOBEKASI.CO – Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Kesehatan telah membentuk tim investigasi guna melakukan penyelidikan terhadap kematian pasien BA yang didiagnosa Mati Batang Otak usai menjalani amandel di Rumah Sakit Kartika Husada Jatiasih.
Tim investigasi tersebut terdiri dari beberapa dokter yang berasal dari Dinas Kesehatan dan lembaga profesi kedoktaran guna mendalami kasus ini.
“Kita membentuk tim investigasi. Sesuai PP 47 terdiri dari Dinkes, IDI, IDAI, Konsumen THT, dan anestesi,” kata Fikri Firdaus, Kabid Yankes Dinkes Kota Bekasi.
Terkait dengan apa yang menimpa pasien BA usia 7 tahun ini, Penasehat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Perwil Bekasi, Triza Arif Santosa menyampaikan bahwa IDAI bersedia memberikan pendampingan. Untuk mendengar kronologis secara utuh, pihaknya perlu mendengarkan keterangan terkait dengan dokter anak yang menangani pasien usia menjalani operasi.
“Kalau dibutuhkan pendampingan, tentu IDAI akan memberikan pendampingan, dan ada saksi ahli dari IDAI,” kata Triza Arif Santosa.
Memastikan peristiwa yang menimpa BA tidak terulang lagi, untuk itu investigasi sangat diperlukan. Anggota komisi IV DPRD Kota Bekasi, Heri Purnomo meminta ivestigas harus dilakukan secara serius. Investigasi untuk membuka penyebab diagnosa mati batang otak ini disampaikan awal pekan saat dapat dengan Dinkes Kota Bekasi.
“Kalau memang ada kelalaian, kesalahan prosedur sesuai dengan etika kedokteran misalnya, harus dikasih sanksi yang tegas. Baik pihak rumah sakit maupun dokter yang merawat, atau jajaran manajemen rumah sakit,” kata Heri Purnomo.
Investigasi kata Heri Purnomo, harus dilakukan secara transparan, melihat dengan jernih apa yang terjadi, serta membuka apapun hasil yang ditemukan pada proses investigasi yang telah dilakukan. Untuk itu, investigasi perlu melibatkan beberapa pihak, diantaranya Dinas Kesehatan dan organisasi profesi.
“Makanya saya berharap pihak Dinas Kesehatan serius untuk menangani kasus tersebut. Kita terbuka saja, jadi kedua belah pihak juga jangan sampai ada yang dirugikan,” kata Heri Purnomo.
Ia menambahkan kejadian ini harus bisa menjadi pembelajaran bagi pelayanan kesehatan yang lebih baik di Kota Bekasi. (Alvin)