Sejak mantab untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani rajin berkeliling daerah. Menemui berbagai elemen masyarakat. Setelah minggu lalu melakukan konsolidasi di Jawa Tengah bersama pengurus dan kepala daerah dari PDIP, Rabu (21/9-2022) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu mengunjungi Kota Bekasi. Ini merupakan kunjungan perdana Puan Maharani setelah dengan meyakinkan akan maju sebagai calon presiden di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Memilih mengunjungi Bekasi bukan tanpa alasan yang strategis dalam politik elektoral. Mengingat Bekasi memiliki peduduk yang besar dengan geografis yang kecil. Bila digabung kota dan kabupaten Bekasi, memiliki penduduk 6,8 juta jiwa. Tentu sangat efektif dalam melakukan sosialisasi politik. Akan berbeda effort sosialisasi satu provinsi di Sumatra, katakanlah, Sumatra Barat, memiliki 5,5 juta penduduk dengan wilayah yang jauh lebih luas dari Bekasi. Tentu biaya dan waktu akan besar bila dibandingkan dengan wilayah yang kecil namun padat penduduk.
Di Bekasi Puan Maharani memilih mengunjungi Pondok Pesantren. Ia berkunjung ke Pondok Pesantren Mahasina, Pondokgede. Putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri itu langsung disambut pimpinan pesantren KH. Abu Bakar Rahziz. Selain petinggi pesantren Mahasina, Puan Maharani juga disambut Ketua PC NU Kota Bekasi, KH Madinah, dan Ketua DPC PDIP Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono.
Selain memberi bantuan kepada pesantren, Puan Maharani juga memberikan sambutan dalam kunjungan tersebut. Poin penting dari sambutan Puan Maharani tersebut terkait ajakan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), toleransi beragama dan kebhinekaan.
“Pendidikan karakter dan kebangsaan penting agar kita tidak lupa akar kita sebagai sebuah bangsa. Dan anak muda harus gotong royong menjaga NKRI, toleransi beragama dan kebhinekaan,” kata Puan Maharani ketika memberikan sambutan dihadapan para kiai dan santri.
Ide tentang menjaga NKRI, toleransi dan kebhinekaan menjadi narasi yang tak ketinggalan dalam setiap pertemuan Puan Maharani dengan kelompok Islam. Seolah kelompok Islam perlu digurui tentang toleransi. Perlu diingatkan terus tentang kebhinekaan.
Amat jarang kelompok Islam diajak bicara bagaimana menjadikan Indonesia berkemajuan. Menjadikan Indonesia sebagai sentral peradaban di kawasan dan global. Padahal kelompok Islam memiliki potensi membawa Indonesia sebagai bangsa besar. Seperti kita ketahui bersama peran kelompok Islam sangat besar dalam dunia pendidikan, mulai dari pendidikan dini, dasar hingga perguruan tinggi. Dan salah satu peta menuju Indonesia berkemajuan adalah pendidikan.
Ide tentang bagaimana memajukan Indonesia yang seharusnya didialogkan oleh Puan Maharani ketika ketemu kelompok Islam. Bicara soal toleransi kepada kelompok Islam ibarat mengajari ikan berenang. Kelompok Islam tak sekadar paham soal toleransi atau bagaimana menjaga keutuhan NKRI. Terkait hal tersebut kelompok Islam selalu hadir terdepan dalam setiap masa-masa kritis keutuhan NKRI.
Kalo pun ada dari kelompok Islam yang memaksakan pandangan politiknya, itu hanyalah suara sumbang, bukan arus utama dalam kelompok Islam. Potensi kelompok Islam dalam proyek menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang kuat pada 100 tahun Indonesia merdeka menjadi perbincangan yang harus kita dengungkan di ruang publik. Terutama para tokoh yang akan menjadi calon presiden pada Pemilu 2024.
Presiden visioner sangatlah penting terpilih di Pemilu 2024. Karena ia akan menjadi nakhoda utama dalam membawa Indonesia pada momentum satu abad dalam kemerdekaan. Semoga kehadiran Puan Maharani di bumi patriot menjadi akhir dari dagangan tentang toleransi. Puan Maharani sebagai pewaris darah Soekarno harus lebih berpikir visioner untuk perjalanan kemerdekaan Indonesia di abad kedua.
Penulis : Bung Adi Siregar (Penggiat Literasi Bekasi)