INFOBEKASI.CO – Selama bulan Maret 2024 angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat di Bekasi. Tercatat sepangjang tahun 2024 ini, sudah ada 4 orang yang meninggal dunia di wilayah Kota Bekasi akibat DBD. Secara akumulasi dari Januari hingga Maret 2024 sudah ada 441 kasus DBD di Kota Bekasi.
Kasus kematian terjadi di Jatiasih 2 orang, Jatisampurna, dan Bekasi Selatan masing-masing 1 orang.
Menanggapi hal tersebut Camat Rawalumbu Nia Aminah mengajak warga untuk menjadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) mandiri untuk menekan kasus Demam Berdarah Dengue DBD.
Nia Aminah menjelaskan bila keberadaan Jumantik mandiri bisa lebih efektif mencegah DBD karena setiap penghuni rumah memilik tanggung jawab memberantas jentik nyamuk.
Ia juga mengajak warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M (menguras, mengubur, dan menutup).
“Kita akan lakukan semaksimal mungkin menekan prevalensi DBD di Kecamatan Rawalumbu,” kata Nia Aminah.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati mengatakan kasus paling banyak di wilayah Kecamatan Jatiasih. Kemudian diikuti Kecamatan Bantargebang.
“Kasus DBD sendiri terbanyak di Kecamatan Jatiasih sebanyak 117 kasus. Sedangkan terbanyak ke dua ada di Bantargebang dengan 60 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati.
Dengan kenaikan kasus DBD tersebut, Tanti Rohilawati mengajak semua elemen masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan rumah. Termasuk pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekolah.
“Dinkes mengimbau semua pihak untuk terlibat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Mengingat bahayanya wabah penyakit ini,” kata Tanti Rohilawati.
Ia menambahkan Dinas Kesehatan selalu bersiaga terhadap kasus DBD maupun penyakit lain. Salah satunya dengan menyiapkan fasilitas pendukung dan tenaga kesehatan di Puskesmas.
“Kita selalu siap dan waspada terhadap wabah penyakit apapun. Termasuk mengantisipasi penyakit di musim penghujan dan banjir,” jelas Tanti Rohilawati. (Alvin)