
Sejumlah pertaanya dari Bekasitizen masuk ke inbox Instagram @infobekasi.coo yang menanyakan seputar isolasi mandiri bagi penderita covid-19. Pertanyaan itu mencuat karena rasa was-was. Dan ketakutan itu datang karena dua hal, pertama, informasi yang diterima simpang siur. Akibatnya muncul ketidakpahaman. Justru menyuburkan desas desus yang meresahkan. Kedua, otoritas kesehatan atau yang mendapat tugas dari pemerintah daerah tidak memberikan penjelasan yang jelas dan memuaskan dahaga informasi masyarakat.
Benar, banyak dari masyarakat merasa resah dengan adanya isolasi mandiri di lingkungan sekitar mereka. Apalagi angka positif covid-19 makin meningkat satu bulan terakhir selepas diberlakukannya new normal. Hampir semua RW sudah ada kasus positif covid-19.
Yang awalnya banyak tidak percaya covid-19, kini nyata, sudah hadir dilingkungan terdekat. Bukan lagi dongeng untuk menakut-nakuti anak-anak.
“Min, kok yang positif tidak dirawat di rumah sakit sih…?” Begitu salah satu bunyi pertanyaan Bekasitizen yang masuk ke inbox Instagram @infobekasi.coo
Tidak semua yang positif dirawat di rumah sakit. Ketika ditemukan positif tidak serta merta harus dirawat. Apalagi kasus positif itu ditemukan pada orang tanpa gejala. Tak merasa ada keluhan kesehatan.
Seperti sering tersiar, ruang perawatan di rumah sakit terbatas. Belum lagi tenaga medis terbilang tak sepadan dengan pertumbuhan kasus positif. Prioritas yang perlu mendapat penanganan dan pengawasan dokter yang dirawat. Sementara yang tidak memiliki riwayat kesehatan bawaan tidak direkomendasi untuk dirawat di rumah sakit. Rumah menjadi tempat lebih baik untuk isolasi mandiri. Tapi harus disiplin lho ya, menjalankan prosedur isolasi mandiri. Bukan wara – wiri. Justru ini, yang bisa memicu kluster baru.
Penolakan terhadap penderita covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri bukan tindakan yang bijak. Harusnya penolakan tidak lagi muncul di kota besar seperti Bekasi. Dengan bekal pemahaman tentang pola penularan dan cara mencegah, harusnya membuat masyarakat lebih bijak atas warga yang terkena musibah, positif covid-19.
Harusnya dukungan moril dan materil yang diberikan pada warga yang positif covid-19. Bukan menjauhi apalagi melakukan penolakan. Mereka ini harus dibantu agar segera kembali negatif bukan malah dijauhi.
Disebuah RT, salah seorang warganya kasus positif covid-19, dari keputusan Puskesmas yang bersangkutan dan keluarganya harus melakukan isolasi mandiri. Warga setempat cukup bijak, memberikan dukungan moril kepada orang yang positif covid-19 tersebut. Tak hanya dukungan moril untuk kuat melawan virus, warga secara gotong royong menyediakan logistik selama isolasi mandiri berlangsung. Keluarga yang postif covid-19 tak harus keluar masuk rumah lagi untuk memenuhi kebutuhan logistik. Cukuplah mereka berdiam di rumah. Fokus pada penyembuhan.
Dengan doa dan dukungan postif dari warga, keluarga yang positif covid-19 terbebas juga akhirnya dari covid-19. Mereka bisa melewatinya dengan mudah.
Bijak terhadap orang yang positif covid -19 amat diperlukan untuk melewati krisis kesehatan ini. Bantu mereka yang sedang isolasi mandiri. Bukan malah menjauhinya. (BAS)