INFOBEKASI.CO – Sekretaris Daerah Kota Bekasi dan Ajudan Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Positif Covid-19. Ajudan Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Positif Covid-19 usai melakukan kunjungan dari Makasar. Hal itu disampaikan oleh Tri Adhianto di acara apel ASN di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi.
Terkait dengan Sekretaris Daerah Kota Bekasi yang positif Covid-19, Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengingatkan kembali aparatur Pemerintah Kota Bekasi untuk terus siaga dan waspada terkait tren kenaikan kasus Covid-19. Kenaikan kasus positif Covid-19 kata Tri Adhianto ditandai dengan temuan kasus pada orang-orang terdekat.
“Ibu Sekda positif, Ajudan saya juga positif setelah pulang dari Makasar,” kata Tri Adhianto.
Ia menambahkan lonjakan akan tinggi di pertengahan Januari hingga akhir Januari 2023. Untuk itu aparatur Pemerintah Kota Bekasi harus terus menggalakkan penggunaan masker. Tri Adhianto meminta agar aparat terus melakukan penggunaan masker dan sosialisasi.
Dalam sambutan apel tersebut Tri Adhianto meminta agar Dinas Kesehatan mulai melakukan kesiapan dan perluas cakupan vaksin. Apalagi vaksin boster di Kota Bekasi masih rendah.
“Akan ada lonjakan pada pertengahan Januari. Kita sudah tahu apa yang akan dilakukan. Tingkatkan penggunaan masker. Aparatur harus beri contoh,” kata Tri Adhianto.
Berdasarkan pemberitaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada akhir tahun 2022. Lonjakan kasus Covid-19 ini naik setelah terjadinya kenaikan sebaran mutasi subvarian omicron.
“Memang risiko lonjakan bisa terjadi, Desember, Januari, Februari,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Ia menambahkan ada tiga subvarian baru yang telah masuk Indonesia, XBB, XBB.1 dan BQ.1 Subvarian Omicron XBB.1 yang menyebar di Singapura sudah ditemukan masuk Indonesia.
Seberapa bahaya Subvarian Omicron? Menurut epidemiologi Dicky Dudiman Subvarian Omicron XBB bergejala ringan. Varian baru ini memiliki fatalitas keparahan yang rendah. Meski demikian Dicky Dudiman tetap meminta waspada terutama kepada kelompok yang rentan seperti lansia, pemilik komorbid dan anak-anak.
“Jauh lebih parah XBB dibandingkan Delta dalam arti kemampuan virus dalam menembus kemampuan benteng antibody kita,” kata Dicky Dudiman.
Namun dampak keparahannya, XBB lebih ringan karena sebagian penduduk sudah memiliki antibody lebih kuat disbanding saat Delta menyebar.
Kalau XBB ini terjadi pada 2021 saat sebagian dari kita belum memiliki imunitas, keparahannya bisa jauh lebih besar daripada yang didapatkan oleh Delta,” jelas Dicky Dudiman.