INFOBEKASI.CO – Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi salah satu stakeholder penting pendidikan. BMPS memiliki andil besar dalam memajukan Pendidikan di Kota Bekasi. Terkait hal tersebut BMPS berusaha membangun komunikasi yang baik dengan Pemerintah Kota Bekasi.
Namun respon dari pemimpin tertinggi Kota Bekasi, Penjabat Wali Kota Raden Gani Muhammad masih kecil. Atas hal tersebut BMPS merasa kecewa dengan sikap Penjabat Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhammad yang tidak peduli dengan dunia pendidikan swasta.
Hal tersebut terbukti dengan empat kali surat permohonan audiensi tidak pernah di tanggapi oleh Penjabat Wali Kota Raden Gani Muhammad.
Kekecewaan tersebut disampaikan oleh Ketua BMPS Kota Bekasi Bayu kepada media. Pihaknya kecewa dengan sikap Penjabat Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhammad yang tidak membuka diri terhadap dialog.
“Kami sangatlah kecewa dengan sikap yang di perlihatkan oleh PJ Walikota, dimana sudah empat kali kita ingin membahas persoalan pendidikan tidak pernah ada tanggapan, ” kata Ketua BMPS Kota Bekasi Bayu.
Pihaknya membeberkan salah satu tujuan pertemuan dengan pihak Pemkot Bekasi dalam hal ini Penjabat Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhammad untuk membahas masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selain membahas persoalan pendidikan lainya.
Bayu menambahkan hampir tiap tahun, PPDB menjadi masalah yang merugikan pihak BMPS Kota Bekasi. Hal ini terjadi karena tidak ada komitmen bersama untuk menjalankan Permendikbud terkait KBM dan Jumlah Siswa per Rombel.
“Sebagai bagian dari masyarakat BMPS juga memiliki hak untuk mengetahui kebijakan terkait pendidikan namun PJ Walikota acuh terhadap hal ini. Padahal kami sudah empat kali bersurat, ” jelas Bayu.
Tahapan PPDB sebentar lagi akan di mulai namun belum ada iktikad baik dari Pemerintah Kota Bekasi untuk membahas hal ini. Padahal BMPS Kota Bekasi memiliki beberapa catatan dan masukan penting dalam pelaksanaan PPDB tahun 2024/2025.
“Apa kita harus turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi. Jangan di fikir kami tidak dapat melakukan hal itu. Karena ini demi pendidikan. Coba saja liat saat ini dengan adanya USB SMP N sebenarnya anak – anak didik kita sudah tidak merdeka belajarnya karena ruangan yang sempit tidak sesuai permen, dan masih banyak lagi persoalan yang dapat kami ungkap, ” katanya. (sam)