Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat secara intensif memasok air ke 20 kabupaten/kota terdampak kekeringan yang mulai krisis air bersih akibat musim kemarauberkepanjangan.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu mengatakan, pasokan air bersih ke sejumlah daerah terdampak kekeringan telah dilakukan sejak awal Juli lalu.
“Distribusi air bersih terus diintensifkan untuk warga yang terdampak kekeringan. Selain itu, kita juga berkoordinasi dengan KSDA dan Dinas Pertanian untuk menyalurkan air pada sawah yang terdampak kekeringan,” kata Budi, Selasa (6/8).
BPBD Jabar mencatat, hingga 5 Agustus 2019, sebanyak 171 kecamatan di 20 kota/kabupaten Jabar mengalami dampak kekeringan pada musim kemarau ini. Karena itu, pasokan air bersih terus diintensifkan ke daerah-daerah dimaksud.
Sebanyak 20 kota/kabupaten terdampak kekeringan tersebut, yakni Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Bandung.
Kemudian Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Garut.
Jumlah itu, kata Budi, meningkat dibandingkan pada Juli lalu. Pada bulan lalu, wilayah yang terdampak kekeringan baru meliputi 12 kota/kabupaten.
“Untuk data terbaru hingga 5 Agustus, jumlah terdampak kekurangan air bersih meliputi 166.957 Kepala Keluarga, 374 desa, dan 20.621,57 hektar lahan terdampak kekeringan. Sedangkan bantuan air bersih sudah 1.799.000 liter,” ujarnya.
Budi menambahkan, kekeringan lahan pertanian terutama areal sawah, banyak terjadi di persawahan dengan karakter tadah hujan.
“Untuk yang irigasi sejauh ini kita belum dapat laporan, artinya masih aman,” kata Budi.
Selain itu, dua daerah di Jabar yakni Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Indramayu bahkan telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Sementara itu, Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung menyatakan, untuk Jawa Barat, periode musim kemarau datang pada bulan Juni dengan terlebih dahulu masuk di wilayah sekitar pantura, kemudian bergerak ke arah selatan. Diprediksi, puncak kemarau terjadi pada bulan ini hingga bulan depan.
“Puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus-September dengan karakteristik suhu udara dingin dan kering,” kata Kepala BMKG Stasiun Bandung Toni Agus Wijaya.
Sumber : www.cnnindonesia.com