INFOBEKASI.CO – Presiden Ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie mengatakan Bangsa Indonesia dapat mengandalkan masa depan pada sumber daya manusia yang terbarukan.
“Diperlukan manusia yang unggu, daya saingnya kuat dan bisa bersaing dengan siapa saja,” kata Habibie.
Habibie mengatakan sejak dari awal bangsa Indonesia hidup beranekaragam suku, Bahasa, budaya dan agama. Pengembangan sumber daya manusia harus dengan kesadaran keanekaragaman itu.
Namun, lanjut Habibie, tidak semua menyadari bahawa keanekaragaman itu merupakan unsur untuk memberikan inspirasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapu sesuai kehendak masyarakat.
“Banyak orang bebas, tetapi tidak merdeka. Banyak orang merdeka, belum tentu bebas. Hanya orang bebas dan merdeka yang bisa meningkatkan daya saing,” tuturnya.
Habibie mengatakan definisi suatu bangsa adalah memiliki Bahasa dan tulisan yang sama sehingga bisa saling berkomunikasi. Keanekaragaman, bila tidak ada kesamaan Bahasa, tidak bisa menjadi suatu bangsa.
“Namun, itu tidak cukup. Perlu ada kesamaan kehendak untuk menjadi satu bangsa. Karena itu pada 1908 lahir Budi Utomo yang menjadi tonggak kebangkitan nasional,” katanya.
Kemudian, 20 tahun kemudian, pemuda-pemuda Indonesia berkumpul dan menyatakan diri sebagai satu abngsa, satu tanah air dan berbahasa persatuan Bahasa Indonesia.
Bangsa Indonesia akhirnya memproklamasikan kemerdekaan 17 tahun setelah Sumpah Pemuda yang menyatakan diri sebagai satu bangsa.
“Setelah 50 tahun kita bekerja kersa, kita bisa memperingai 50 tahun kemerdekaan Indonesia dengan membuat sebuah pesawat. Hari itu kemudian kita kenal sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional,” jelasnya.