Universitas Islam As-Syafi’iyah yang disingkat UIA merupakan mata rantai kepeloporan dan kepedulian KH. Abdullah Syafi’ie terhadap pendidikan Islam dan pengembangan kualitas ummat.
Universitas Islam As-Syafi’iyah merupakan pengembangan dari Akademi Pendidikan Islam As-Syafi’iyah (AKPI) yang didirikan pada tanggal 14 November 1965, dan pada tanggal 12 Maret 1969 AKPI ditingkatkan statusnya menjadi universitas. Kepeloporan dan kepedulian ini dimulai pada tahun 1928 dimana pada usia 18 tahun, Abdullah Syafi’ie muda mulai membuka madrasah dengan sebidang tanah dari ayahnya.
Madrasah tersebut berkembang dengan nama “Al-Islamiyah” menjadi “Perguruan Tinggi As-Syafi’iyah”. Perguruan As-Syafi’iyah berkembang dan mendapat tempat di hati ummat karena berhasil memadukan bentuk tradisional pendidikan Islam konvensional dan pendidikan formal dengan standar sekolah negeri hingga tingkat menengah.
Dengan keberhasilan itu maka K.H. Abdullah Syafi’ie merasa terpanggil untuk memikirkan dan mewujudkan pengembangan pendidikan formal pada jenjang yang lebih tinggi.
Keberadaan AKPI As-Syafi’iyah pada awalnya didorong oleh dua hal. Pertama, keinginan untuk meningkatkan kualifikasi keilmuan guru agama lulusan madrasah dan pondok pesantren.
Kedua, keinginan untuk mendidik ulama yang memiliki integritas keilmuan dalam disiplin ilmu yang dipilihnya. Untuk mewujudkan keinginan itu K.H. Abdullah Syafi’ie mengumpulkan teman-temannya yang dianggap mampu mendukung berdirinya Perguruan Tinggi yang pada akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan Yayasan Pendidikan Islam As-Syafi’iyah yang diharapkan dapat mengelola Perguruan Tinggi tersebut.
Awalnya, AKPI As-Syafi’iyah akan dilantik pada 1 Oktober 1965 dengan kuliah perdana oleh Jenderal Dr. H. Abdul Haris Nasution. Namun Jenderal A.H. Nasution terluka dalam peristiwa G.30 S/PKI. Sehingga kuliah perdana tidak bisa berlangsung.
Akhirnya, kuliah pertama digantikan oleh Dr. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Republik Indonesia, yang dilaksanakan seusai sholat Jum’at di Masjid Al-Barkah di kompleks As-Syafi’iyah, pada tanggal 14 November 1965.
Dalam perkembangannya, perkuliahan AKPI sering diganggu oleh demonstrasi mahasiswa. Namun, keberadaan AKPI yang baru lahir dapat dipertahankan. Para dosen yang terlibat dalam perkuliahan antara lain K.H. Abdullah Syafi’ie, H. Abdullah Salim, K.H. Ali Assegaf, Syekh As-Sumbati Al-Mishri (Dosen Perbantuan Universitas Al-Azhar), Drs. Abdul Salam Djaelani dan Drs. Nurulhuda yang bertindak sebagai pengelola.
Siswa terdaftar pertama sebanyak 260 orang. Kebanyakan dari mereka terdiri dari ustadz dan pemuda Islam lulusan madrasah dan pesantren yang tidak memiliki ijazah formal. Pada tanggal 12 Maret 1968 didirikan Radio Dakwah dengan nama Radio AKPI As-Syafi’iyah (sekarang disebut Radio As-Syafi’iyah), yang kegiatannya sebagian besar diisi oleh mahasiswa. Radio ini tidak hanya berfungsi sebagai media pelatihan bagi mahasiswa, dalam meningkatkan keterampilan dakwah, serta untuk mempromosikan semangat perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran.
Selanjutnya pada tahun 1979 K.H. Abdullah Syafi’ie membangun Kampus UIA di Jatiwaringin, di atas tanah seluas 1,3 hektar yang tanggung jawabnya diserahkan kepada Ketua Presidium. Selanjutnya, ketua Presidium mengawali tanggung jawabnya dengan melakukan pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat membuka dan memberikan inspirasi untuk mewujudkan universitas yang hebat (UIA) dan berwawasan ke depan.
Pada masa itu hingga akhir tahun 1982, bersamaan dengan beberapa gedung kampus yang dapat digunakan untuk perkuliahan, Ketua Presidium dengan dukungan nyata para ulama dan cendekiawan membentuk tim untuk lahirnya Fakultas, yang terdiri dari:
a. Tim Fakultas Hukum
b. Tim Fakultas Ekonomi
c. Tim Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP)
d. Tim Fakultas Teknik
e. Tim dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).
Kelima kelompok ini menyelenggarakan rapat-rapat penjajakan dan persiapan pembaharuan Fakultas yang relevan dengan disiplin Ilmu mereka. Sejak Maret sampai dengan bulan Juli 1983, berbagai pertemuan dilakukan untuk menemukan inovasi baru bagi pengembangan UIA, maka lahirlah fakultas-fakultas baru dengan manajemen baru Universitas Islam AS-Syafi’iyah (UIA).
Kelima Fakultas baru itu adalah Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas KIP dan Fakultas MIPA, berafiliasi dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di bawah koordinasi Kopertis Wilayah III DKI Jakarta. (Soni)